Tidak ada teori terisolasi, dalam hal tertentu saling terkoneksi diantara teori-teori yang beroposisi, ontologi di satu sisi dan teori epistemologi di sisi lain. Dengan kata lain, materialisme di satu sisi, dan idealisme di sisi lain. Teori-teori ontologi maupun epistemologi saling terkoneksi pada hukum-hukum umum dalam ilmu pengetahuan. Dalam kerangka itu, green state vision sebagai salah satu unsur dalam hukum keseimbangan yang dapat diasumsikan lintas oposisi biner antara ontologi dan epistemologi. Green State Vision dianalisa dengan metode dan teori dari dua sisi berlawanan tersebut.
Pendekatan objektif, subjektif dan ideasional.
Visi dari green state adalah materialisme dialektik dari dunia realita, dan kumpulan peristiwa-peristiwa di satu sisi, dan di sisi lain, kumpulan ide, gagasan, konsep, pandangan atau sistem pengetahuan manusia tentang diri dan dunianya.
Orang Papua bilang manusia, tanah, flora, vauna dan alam semesta itu bagian dari tubuhnya. Karena semua asal dari satu tubuh. Mereka bilang tiap klen memiliki simbol dengan unsur di luar dirinya itu, disebut totem. Mereka bilang semua bagian tanah, sungai, gunung, flora, vauna, laut, udara dan awan itu bagian dari dirinya sendiri, dan dianggap sebagai kerabatnya. Dalam ritus tertentu semisal inisiasi mereka berhubungan dengan semua elemen itu, elemen tertentu digunakan sebagai energi atau kekuatan bagi tubuh dan jiwa mereka, karena itu manusia selalu membangun relasi melalui media tertentu. Hubungan ini dibangun demi keseimbangan antara manusia dengan elemen di luar dirinya itu.
Dalam pandangan ini, para saintis beritahu kita bahwa tubuh manusia ini terdiri dari sejumlah elemen, dan diantara itu ada empat elemen paling besar: Oxygen, Carbon, Hydrogen, dan Nitrogen. Itu semua berasal dari tanah, tumbuhan, hewan, air, udara, dan energi dari planet lain. Struktur tubuh manusia terdiri dari elemen-elemen itu, maka manusia memiliki relasi timbal balik dengan semua elemen tersebut. Relasi timbal balik itu saling terkoneksi untuk mempertahankan keseimbangan. Satu sisi elemen-elemen itu berkontribusi terhadap kehidupan manusia, dan sebaliknya, manusia pun berkontribusi terhadap kelangsungan lingkungan, seperti tumbuh-tumbuhan dan energi bumi dalam bentuk bakteri dan fosil setelah kematiannya.
Saintis juga beritahu kita bahwa, flora, vauna, tanah, air, udara merupakan satu rangkaian lingkaran, manusia, hewan dan tumbuhan terima energi dari atmosfer untuk hidup, ketika mati berubah menjadi bakteri dan masuk dalam tanah, dan bakteri itu terproses melalui tumbuh-tumbuhan, dan atau langsung ke atmosfer. Bakteri yang transfer ke tumbuhan itu masuk ke dalam tubuh manusia dan hewan melalui makanan, dan lain dibawa oleh hujan masuk ke tanah melalui proses percolation, dan mengalir ke sungai dan laut. Lalu laut mengalami evaporation atau penguapan ke udara karena energi matahari dan berubah menjadi awan dengan proses contensation, dan selanjutnya mengalami proses precipitation dan kembali ke bumi dalam bentuk hujan. Proses sirkulasi ini adalah hukum keseimbangan.
Dalam hukum dialektik Hegel, dan Marx, fenomena alam atau realita alam adalah materialisme dialektik. Manusia ingin meningkatkan kualitas hidup, kapitalis produksi besar-besaran energi dan sumber daya alam dalam sistem kapitalisme. Produksi secara kuantitas tanpa batas kemudian diproses berubah menjadi kualitas untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Semisal batu uranium diproses menjadi nuklir untuk kesejahraan manusia, atau diproses menjadi senjata kimia masal. Ini terjadi sebagai akibat dari revolusi kognisi, ke revolusi science hingga ke revolusi industri dan teknologi. Dalam proses dari kuantitatif ke kualitatif ini telah mengesampingkan hukum keseimbangan. Sebaliknya, Marx konstruksi sosialisme sebagai anti tesis kapitalisme, dan menciptakan oposisi bineri, dan sosialisme akhirnya kalah saing dari kapitalisme. Akibatnya, manusia dan planet bumi menghadapi krisis kepanasan global berkontribusi perubahan iklim global.
Unsur terkecil disebut atom terdiri dari tiga partikel: Proton, Neutron, dan Electron. Posisi Neutron netralisir oposisi biner antara proton dan electron, dan posisi neutron dipandang sebagai keseimbangan kedua oposisi itu. Manusia dan planet bumi hari ini diperlukan keseimbangan diantara oposisi bineri itu, di satu sisi antara produksi kuantitas dan kualitas dari aktivitas manusia itu. Manusia produksi sumber daya alam dalam jumlah besar, pertambangan, eksploidasi energi, berbagai pembangunan pemukiman, infrastruktur, penebangan hutan dan perkebunan skala besar. Produksi industri, teknologi dan informasi masal dalam segala kualitas. Pada sisi lain, cadangan sumber daya alam berkurang, hutan menjadi gundul dan tandus, suhu kepanasan bumi meningkat, ekosistem rusak dan terganggu, cadangan oxsigen menipis, air laut meningkat ke permukaan bumi karena es di kutup utara cair.
Dalam menghadapi tantangan oposisi bineri itu, Green State Vision hadir sebagai solusi dan sekaligus garansi bagi manusia untuk eksistensi dan keperlanjutan umat manusia dan planet bumi ini. Dalam pandangan ini Green State Vision diposisikan sebagai Hukum Keseimbangan yang menawarkan kepada dunia untuk menjaga keseimbangan, kedamaian dan keharmonisan antara manusia dengan elemen lain di planet ini. Hukum Keseimbangan merepresentasikan makna-makna tentang rekonsiliasi, kedamaian, keadilan, keharmonisan, perlindungan, dan kelanjutan eksistensi umat manusia dan seluruh kehidupan di planet ini.
Bangsa Papua telah ditempati di tanah ini sejak penciptaan, dan mereka menjaga, melindungi dan merawat relasi keseimbangan mereka dengan unsur lain di luar dirinya. Dalam filsafah hidup orang Papua, semua mahluk baik yang hidup maupun mati dipandang sebagai bagian dari dirinya sendiri, atau kerabatnya sendiri. Orang Papua memperlakukan mahluk-mahluk itu layaknya sebagai kerabat, menjaga, melindungi dan merawat relasi mereka secara timbal-balik, saling menguntungkan, berkeseimbangan dan keharmonisan. Hubungan mereka itu direpresentasikan melalui media-media, dan simbol-simbol kultural tertentu yang dipahami sebagai relasi dan makna keterlibatan unsur-unsur di luar manusia itu. Suatu keseimbangan dan kontinuitas itu ditentunkan oleh kesuksesan terlaksananya suatu ritus secara tepat dan benar sebagai media komunikasi antara dua arah saling diuntungkan.
Dengan demikian tercipta keseimbangan. Karena itu, Green State Vision adalah keseimbangan bagi kehidupan, keselamatan eksistensi dan kelanjutan manusia, planet bumi dan segala isinya.
Post A Comment:
0 comments: